Rabu, 26 Juni 2013

It's Over

SS5. Konser Super Junior yang kelima. Konser mereka yang pertama di Indonesia diselenggarakan tahun... Lupa sih ya. 2010? 2011? Ya anggaplah dalam 3 tahun, mereka udah konser 5 kali. Jadwal minum obat cacing tahunan gw juga kalah. Kayaknya ngga akan selesai-selesai sampe ada SS XII. Ngga salah sih. Namanya juga banyak yang suka. Tapi, emang karyanya udah banyak banget? 3 tahun udah punya 30 lagu? Ntar pas konser, nyanyi lagu itu lagi - itu lagi. Cuma dibedain cara pembawaannya aja; kali ini pake saksofon, bulan depan pake piano, atau taun depannya dinyanyiin dengan mengucapkan "Selamat malam" sebelum tampil yang pastinya merupakan kejutan yang SANGAT luar biasa dan bertalenta buat penontonnya. Tapi ya fansnya banyak banget sih.... Tapi kan?

"Suburrr...Waktumu sudah habis, Subuurrr...." *badan bergetar-getar* Baik aksi perdukunannya Subur, maupun karir infotainmentnya Arya Wiguna, semuanya ngga selesai-selesai. Tampang kurang-layak-tampilnyanya si Arya Wigogon juga ngga selesai-selesai...

Minggu lalu, Nastar KDI bertitah akan menyewa body guard buat anak-anak kesayangannya. Dia tidak peduli dengan apa kata orang, pokonya dia tetap akan menyewa bodyguard buat anak-anaknya. Well, selama ini dia kan dikenal suka pamer harta, sombong, dan agak keperempuan-perempuanan. Tapi seakan tidak mau dibilang pamer kekayaan, Nassar secara berapi-api --dengan tetap ngondek- mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan demi keselamatan putri-putrinya.

Demi keselamatan. Padahal, hal-hal yang bersifat demi kecantikan dan demi keayuan mungkin akan lebih cocok diterapkan ke anak-anaknya Nastar. I am not saying bahwa anaknya Nassar itu ngga lebih mulus dari bagian dasar panci yang udah 1324 kali pemasakan atau tidak lebih enak dilihat dibanding tempe mendoan sisa kemaren yang udah dipanasin 3 kali tapi belum ada yang makan, lho. Bukan. Cuma kan agak membuang uang kalo sampe menyewa pengawal putrinya yang sebenernya bisa dilakukan oleh ayahnya sendiri. Memang kesehariannya Nastar ngapain sih? Tampil di tivi juga jarang. Gw ngga yakin dia di rumah sibuk modifikasi motor dan utak-atik mobil lama atau main futsal bareng bapak-bapak sekompleknya. Kan bisa, sebelum merajut baju hangat, antar dulu anaknya sekolah. Selama anaknya sekolah, bisa disambi membeli sayur-sayuran di pasar. Ketika anaknya tiba di rumah, bisa dilanjutkan hobinya memasak. Kan ngga pake biaya.

Mending sewa bodyguardnya buat Nastar pribadi aja. Kan ketawan ada gunanya. Ummm.. Cucok!

It's over. Padanan kata itu bisa berarti Oh sudahlah atau Oke, lebay deh. Kelebayan bisa terjadi karena kita ngga sadar bahwa udah waktunya berhenti melakukan kegiatan tertentu karena ya mungkin... Ya lebay aja sih ya. Kelebayan kerap terjadi pada orang yang baru jadian. Media sosial seakan gedung bioskop atau kafe tempat mereka pacaran. Mereka ngga sadar bahwa di timeline itu ngga ada bunga-bunga indah seperti kalo kita pacaran di taman, ngga ada makanan enak seperti kalo kita pacaran di kafe, atau ngga ada asap kenalpot seperti kalo kalian pacaran di fly over Pasar Senen. Yang ada di timeline cuma penonton yang suka sirik, iri hati, bergunjing, dan mengunfollow kalo kita kelebayan pacaran di media sosial.

Bahkan, sesuatu yang disampaikan tidak secara lebay pun bisa jadi dianggap lebay oleh kita-kita. Seperti status di media sosial yang bunyinya "Alhamdulilaaah..." Atau "Puji Tuhan...". Singkat, tapi bikin sirik. Timeline itu sensitif.

Lagi banyak dirundung masalah juga bisa bikin lebay. Temen ngga bisa ketemu sekali karena agak sibuk, dibilang ngga care. Telepon ngga diangkat dua kali, dibilang "Buat apa lo punya handphone?"-- yang mungkin jawabannya "Ngga cuma buat angkat telepon lo". Atau ngeliat kumpulan orang lagi ngobrol, langsung ngerasa semuanya lagi ngomongin lo. Padahal ngga semuanya di dunia ini care sama lo tau... Even alasan matahari bersinar juga bukan buat menghangatkan lo kayaknya... Jangan sepede itu.

Baru gabung MLM juga bisa bikin lebay. Newsfeed media sosial bakal diisi sama kisah hidup sukses petinggi MLMnya yang gemar posting foto mobil dan rumahnya yang ngga tau juga belinya pake uang yang mana. "Ayo, gabung! Ngapain cape-cape bangun pagi, kita enak dong kerja di rumah!". Helloooo... Gw udah cape bangun pagi, terus musti tambah cape ngeliat usaha lo ngoceh-ngoceh di newsfeed. "Modal cuma 5.000 bisa dapet penghasilan 9 juta per bulan". Helloooo... Ngga sekalian nawarin langsung masuk surga dan lancar meniti jembatan sirotol mustakim aja? Tapi itu hak mereka sih. Dan hak gw juga untuk mendelete orang MLM itu dari rantai pertemanan dan ngomongin mereka di sini.

It's over. Fatin Sodakiah, juara Eks Factor yang tidak perlu diragukan lagi kemamupuannya dalam mengacak-acak lirik lagu orang. Tercatat ada dua kali dia lupa lirik di panggung.Yang paling parah adalah ketika dia menyanyikan lagu dengan judul Everything at Once. 3/4 lagu dia lupa lirik dan cuma "Nggggg, ah, ngga! Nnnnggg... Ah! *kemudian diiringi isakan tangis yang tidak lebih memilukan dari suara tikus kegencet pintu*" Yaolooo. Gw juga ngga tau apa yang menyebabkan dia lupa lirik begitu. Mungkin habis kepleset dan kepalanya membentur meja belajar atau mungkin banyak pikiran sebagaimana layaknya anak sekolah yang bimbang antara berangkat les atau main ke kos-kosan pacar. Tapi apapun itu alasannya, mudah-mudahan dia ngga lupa lirik karena kebanyakan ngapalin hijab tutorial di Youtube.

Seharusnya kalo mau lebih berpikir, sehabis tragedi lupa lirik itu, Fatin memutuskan untuk mengakhiri karirnya di dunia musik aja. Mundur dari Eks Factor, pulang ke rumah, mandi, solat, dan bunuh diri. It's over. Ngga ada yang perlu dilanjutkan lagi karena semuanya sudah jelas. Talenta Fatin biasa aja--sebiasa dandanan Maribeth tahun 2013, suara Fatin tidak istimewa, dan Fatin terlalu alay buat di panggung orang dewasa. Tapi apa nyana, sekarang wajah Fatin sudah terpampang di majalah Hai (edisi Ramadan?) yang kalau dilihat sekilas, jadi nampak seperti majalah Aku Anak Soleh edisi menyambut akhir jaman. Apa boleh buat. Dia tidak menyadari bahwa segalanya sudah harus diselesaikan sejak dia lupa lirik 3/4 lagu pada kala itu, ketika 140juta orang dan 230ribu mahkluk halus marah melihat penampilan dia yang ngga lebih menghibur dari nyanyian pengamen jalanan yang lagi mabok lem.

"Berhenti makan sebelum kenyang". Kalimat yang tepat buat gw pribadi dan buat banyak orang, termasuk Fatin Sodakiah. Tau kapan musti berenti dan tau bahwa kalo kelewatan bakal jadi lebay. Seperti Atjieee Pangestu yang akhir-akhir ini gembar-gembor soal pacar barunya yang umurnya 20 tahun lebih muda darinya. Walau banyak orang yang bilang bahwa Atjieee dan kekasihnya terlihat seperti ayah dan anak, tapi gw lebih melihat mereka bak capster dan pelanggannya. Sudahlah, Atjieee. Keemasaanmu sudah berakhir, even sejak sinetron Tersanjung tamat. Sudahlah, jangan lebay.

Cikita Mede, Eno Lari-larian, dan beragam aris-artis cilik 90an lainnya yang maksa mau terkenal lagi di jaman sekarang. Maksa mau terlihat dewasa yang malah jadi terlihat seperti tante-tante. Terlebih Cikita Mede. Bulan lalu, gw lihat dia di televisi dengan tampang dan make up yang tak ada bedanya dengan tukang kredit panci dan pinjaman keras yang biasa ngider di pasar-pasar tradisional.

Julia Pedes dan Galon Kastanyet. Even yang maha kuasa mungkin juga ngga akan paham kapan pasangan tersebut akan menikah karena tak kunjung mendapatkan restu dari ibunda Julia Pedes, yang penampilannya jauh dari kesan elegan, baik secara ucapan maupun tampilan. Mbok ya kalo ngga direstui, anaknya dipasung aja, dikurung di kamar mandi, atau diasingkan di pulau Rote... Jangan malah dibiarin jalan bareng, nginep bareng di Bali, tampil di tivi bareng sambil melas-melas restu. Gimana sih, bu? Rakyat cape ngeliatnya, bu. Capeee... :(

Tulisan kali ini akan ditutup dengan Aurel Herminsyah. Ada 1 hal yang musti gw puji dari dia, yakni karena dia udah ngga seaktif dulu muncul di publik. Seakan dia pelan-pelan pamit dari gemerlapnya dunia hiburan, dunia yang selama ini telah dia padamkan atas talentanya yang ibarat membawa bencana kemanusiaan. Mungkin dia berangsur-angsur sadar bahwa vokalnya tidak lebih bagus dari Yulia Rahman yang dalam 1 lagu mungkin 3/4nya diisi dengan fals. Atau mungkin akhirnya dia paham bahwa parasnya tidak lebih enak dilihat dibanding anak-anaknya Nastar KDI seperti yang gw ceritakan di atas. Di media sosial pun, dia sudah ngga terlalu banyak kelakar dengan masalah hidup dan percintaannya. Yang dulu mungkin bisa mention nama pacarnya 60 kali dalam sejam. Sekarang mungkin cuma seminggu sekali di mana gw yakin dalam setiap mention, pasti ada fee yang musti dibayar ke pacarnya. Ya seperti kita tahu, ketulusan cuma akan menghampiri oleh orang-orang yang memiliki kelebihan. Karena cantik, dapet banyak perhatian dan traktiran dari bermacam-macam lelaki. Karena suara emas, dapet banyak undangan untuk tampil di beragam acara. Karena pandai, dapet pelbagai beasiswa dari puluhan insititusi pendidikan. Lantas, sudah jelas terlalu berlebihan kan kalau Aurel mengharapkan suatu ketulusan (tanpa embel-embel bayaran) yang dimaksud? I just can't be wrong about this.

Jadi, mari kita sadar kapan kita musti berhenti melakukan sesuatu karena yaaa... Udah ngga tepat aja kalau diterusin, atas kepentingan orang lain dan kenyamanan hidup kita sendiri. Kayak blog ini, rasanya udah harus ditutup sementara sebelum Ramadan. Kalo pun ada dari kalian yang membaca tulisan ini di bulan Ramadan, ya silahkan nikmati sendiri dosanya. Jangan bawa-bawa gw karena gw kan nulis ini pas sebelum Ramadan. Bisa gitu kan? Ngga ya?